Selasa, 21 Juli 2020

Cara Memberikan Pujian Pada Anak



Setiap orang senang meneriam pujian, tak terkecuali anak-anak. Pujian kepada anak berarti apresiasi terhadap usaha dan prestasi anak. Memberikan pujian juga menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membangun Self Esteem (Harga Diri) anak. Harga diri ini yang akan membuatnya merasa diterima, dicintai dan dilindungi. 

Pujian pun bisa juga menjadi bumerang yang membuat anak takut untuk mencoba hal baru atau mengambil resiko. Peyebabnya karena mereka takut tidak bisa berada di posisi yang membanggakan untuk orang tuanya. 

Perlu diingat bahwa orang tua tidak boleh terlalu berlebihan dalam memberikan pujian pada anak. Jangan sampai pujian yang orang tua berikan akan membuat anak menjadi besar kepala. Terlalu banyak memberikan pujian dikhawatirkan akan membuat anak malas berusaha maksimal. Selain itu, memuji berlebihan juga akan membuat anak Gede Rasa alias GR. 
Setidaknya perhatikan 3 hal berikut dalam memberikan pujian kepada anak : ⁣

1. Puji anak secara spesifik atas usaha atau pencapaiannya ⁣

2. Puji anak dengan tulus bukan basa basi ⁣

3. Puji anak atas prosesnya bukan hasil ⁣

Semoga bermanfaat ya



Untuk informasi dan tips seputar parenting, silakan bergabung di : 

FB Page : Kelas Parenting 

Senin, 20 Juli 2020

Inilah Dampak Terlalu Sering Membentak Anak



Siapa nih yang kalau anak-anak bikin kesel, masih sering 'loss control' dan bakat nyanyi 7 oktaf-nya otomatis tersalurkan tanpa perlu audisi ?? ðŸ˜†ðŸ˜†⁣

Maunya sih nahaan yaa.. Tapi, apa daya lebih sering keceolongannya.

Hati-hati ya, berikut dampak negatif yang bisa terjadi pada anak jika seirng di bentak 

1. Anak akan menjadi minder dan takut mencoba hal-hal baru 
2. Si Kecil bisa tumbuh menjadi pribadi yang peragu dan tidak percaya diri 
3. Anak akan memiliki sifat pemarah dan egois 
4. Anak cenderung memiliki sifat menantang, keras kepala,  dan suka membantah nasehat orang tua 
5. Anak akan menjadi pribadi yang tertutup 
6. Anak cenderung apatis dan tidak peduli terhadap lingkungan 


Semoga bermanfaat yaa ❤️❤️⁣

Untuk informasi dan tips seputar parenting, silakan follow kami di : 

Minggu, 19 Juli 2020

Kamu Bukan Super Mom



Kamu tidak perlu jadi supermom untuk terlihat baik 

Kamu hanya butuh untuk memprioritaskannya 

Jika hari ini kamu tidak bisa sepenuhnya dekat dengan anak, besok prioritaskan waktumu untuk anak.
Jika hari ini kamu tidak bisa membersihkan rumah, kamu bisa lakukan itu besok.
Jika hari ini kamu hanya bisa pesan makanan, kamu bisa masak makanan spesial besok.

Kmau tidak bisa melakukan itu semua dalam satu waktu bersamaan, terutama bagi kamu dnegan bayi yang baru lahir dan bagi ibu yang harus bekerja dengan anak-anak yang masih kecil di rumah. 

Kamu bisa berbagi tugas dengan pasangan atau anakmu yang sudah besar atau memprioritaskan mana yang harus kamu lakukan dan mana yang bisa didelegasikan 

Semangat, kita semua hebat bagaimanapun caranya 💕💪

Repost from : @Parentingdream 

Untuk informasi dan tips seputar parenting, silakan follow kami di : 

Sabtu, 18 Juli 2020

Jangan Pernah Membandingkan Anak



Tidak ada orang yang suka dibanding-bandingkan. 
Karena setiap orang lahir dengan fitrah, kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pastinya setiap orang pun ingin deilihat sebagai dirinya dengan segala potensinya. 
Begitupula dengan anak-anak kita. 
Kalau mereka bisa bilang pun, pasti ingin diperlakukan sama seperti kita. 
Tidak dibandingkan dengan anak lainnya. 
Tidak dipaksa melakukan sesuatu yang tidak mereka bisa. 
Seperti bintang dan matahari, mereka akan bersinar pada waktunya 
Jika kita mau menerima dan sabar membersamai proses tumbuh kembang mereka. 

Inspired by : Elly Risman 

Untuk informasi kelas parenting, silakan bergabung di : 

Jumat, 17 Juli 2020

Kapan Anak Siap Sekolah ?


Selain memilih sekolah yang terbaik untuk anak, oran tua juga perlu memastikan anak sudah siap sekolah. Memaksa anak untuk sekolah ketika ia belum siap, baik secar fisik maupun mental tentu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik di kemudian hari, Ketahuilah bahwa anak-anak juga bisa merasa tertekan dan tidak nyaman. 

Tak hanya usia, kesiapan anak juga bisa dilihat dari berbagai faktor. Daripada buang-buang dana yang tak sedikit, sebaiknya kenali dulu 5 tanda anak siap sekolah berikut. 



1. Kemandirian 

Di sekolah, orangtua tidak bisa mendampingi anak secara penuh, sehingga kemandirian adalah hal yang wajib dimiliki anak sebelum sekolah. Mandiri dalam hal ini bukan berarti bisa menghidupi diri sendiri. Melainkan, tidak menangis saat jauh dari orangtua, bisa makan dan minum sendiri, atau bermain sendiri. 

Anak juga perlu memiliki kemampuan untuk menjaga barang-barang pribadinya. Sebab, ketika di sekolah, tidak ada orangtua yang bisa membenahi peralatan menulisnya atau buku-bukunya. Jika anak sudah menunjukkan kemandirian semacam ini, bisa dibilang anak sudah siap untuk sekolah.


2. Bisa Memahami Instruksi dan Diajarkan Kedisiplinan

Sebelum masuk ke dunia sekolah, anak harus sudah bisa memahami instruksi yang diberikan orang lain. Hal ini sangat penting karena di sekolah, guru akan memberi pelajaran dan instruksi pada semua siswa. Jika anak belum bisa memahami instruksi dan menjalaninya, bagaimana kegiatan belajar bisa berlangsung?

Selain itu, penting bagi anak untuk bisa diajarkan kedisiplinan. Dalam hal ini adalah mematuhi jam masuk dan pulang sekolah, dan aturan-aturan lainnya. Orangtua bisa bicarakan pada anak jam berapa ia harus bangun tidur setiap harinya, jika tidak ingin terlambat sekolah. 


3. Berbicara dengan Jelas dan Berani Menyampaikan Keinginan

Salah satu indikator penting lainnya yang menjadi tanda anak sudah siap sekolah adalah sudah bisa berbicara dengan jelas. Jika Si Kecil sudah mampu mengutarakan keinginannya dan lancar berkomunikasi dengan orang lain, itu tandanya ia sudah siap masuk ke lingkungan sosial, seperti sekolah. 

Meski mungkin kalimat yang dilontarkannya belum terstruktur, setidaknya Si Kecil sudah bisa berkomunikasi dua arah. Hal ini dapat memudahkannya ketika harus melakukan proses belajar-mengajar di sekolah nanti. Jika kemampuan komunikasinya baik, ia tidak akan kebingungan ketika menerima materi pelajaran nanti.


4. Bersosialisasi

Jika anak ingin didaftarkan di sekolah formal, bukan homeschooling, kemampuan bersosialisasi dengan teman sebayanya penting untuk dimiliki. Jika anak sudah bisa bersosialisasi, ia akan merasa nyaman berada di antara anak-anak lainnya di sekolah. Hal ini juga akan membuat anak semangat dan senang berada di sekolah. 


5. Memiliki Kemampuan Motorik yang Terasah

Pastikan juga kemampuan motorik anak sudah terasah, sebelum mendaftarkannya ke sekolah. Kemampuan motorik yang dimaksud adalah bisa memegang pensil yang benar, menulis namanya sendiri, menggambar, mengikat tali sepatu sendiri, memakai baju sendiri, hingga menggunakan peralatan seperti gunting.

Jika anak sudah memenuhi berbagai indikator tadi, itu tandanya ia siap masuk sekolah. Kalau belum, orangtua perlu mengasah lagi kemampuan Si Kecil dengan memberi stimulasi dengan giat dan sabar di rumah. 

Referensi : https://www.halodoc.com/ibu-perlu-tahu-tanda-anak-sudah-siap-sekolah

Untuk informasi kelas parenting, silakan bergabung melalui :


Kamis, 16 Juli 2020

Kandungan Kosmetik Yang Sebaiknya Dihindari Ibu Hamil



Bagi pecinta kosmetik, kabar kehamilan tentu membuat senang sekaligus galau. Pasalnya, sejumlah bahan kimia yang terkandung pada kosmetik terbukti berbahaya bagi tumbuh kembang janin, khususnya pada trimester awal kehamilan. Tampil polos tanpa make up tampaknya tidak mungkin, khususnya bagi ibu hamil yang bekerja di sektor pelayanan. Mereka yang bekerja dari rumah atau tidak bekerja pun mungkin terpaksa menghentikan produk perawatan wajah (skincare) andalan untuk sementara. Namun, apakah benar penggunaan segala jenis kosmetik untuk ibu hamil berbahaya? ⁣
Sebenarnya, tidak semua bahan kimia yang terkandung dalam kosmetik membahayakan janin. Masih ada kosmetik yang kandungannya aman sehingga ibu hamil tetap dapat tampil cantik dan percaya diri. Jika bingung membedakan kandungan kosmetik apa saja yang aman atau tidak aman untuk ibu hamil, Ibu bisa belajar melalui daftar kandungan kosmetik yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil. ⁣

Semoga bermanfaat..

Untuk informasiseputar parenting, silakan follow kami di :

FB Page : @Kelas Parenting

Instagram : @Kelasparenting.id

Rabu, 15 Juli 2020

Pengasuhan Tanggung Jawab Siapa ?




Banyak Ayah yang lengah dan menyerahkan segala tentang pengasuhan anak kepada istrinya.
Istri yang telah mengandung selama 9 bulan, yang menyusui selama 2 tahun, yang lebih banyak momennya bersama anak dianggap lebih bertanggung jawab dalam pengasuhan.
Sang Ayah lupa, bahwa kelak, segala tentang anak dan istrinya, dialah penanggung jawabnya.
Pengasuhan bukan tentang tanggung jawab siapa ? Tanggung jawab Ayah ? atau Tanggung jawab Ibu ? Pengasuhan adalah tanggung jawab bersama, ayah dan ibu.

Semoga bermanfaat..

Untuk informasi seputar parenting, silakan follow kami di :

FB Page : @Kelas Parenting

Instagram : @Kelasparenting.id

Selasa, 14 Juli 2020

Hati-hati Membully Anak Sendiri



Hati - hati ya Buibu.. Jangan sampai ucapan, perilaku, tindakan, dan bahkan bahasa tubuh kita tanpa disadari telah mem-bully anak sendiri. Alih-alih melindungi supaya anak tidak jadi korban bullying atau wanti-wanti banget biar anak bisa membela diri supaya tidak di bully, eh malah kita sendiri yang mem-bully mereka.

Semoga bermanfaat..

 

Untuk informasi seputar parenting, silakan follow kami di :

 

FB Page : @Kelas Parenting

Instagram : @Kelasparenting.id

Senin, 13 Juli 2020

Pengasuhan Tidak Semudah Copy Paste




Pengasuhan itu tak semudah copy paste.⁣
Sebanyak dan sebagus apapun teori pengasuhan yg kita peroleh, kadang pengalaman kita di asuh oleh orang tualah yang melekat di alam bawah sadar, suka atau tidak suka.⁣
Bersyukurlah jika kita adalah hasil didikan orang tua dengan pola asuh yang tepat. Bagaimana jika pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua justru menimbulkan trauma atau luka ? Atau jika kita dibesarkan dengan pola asuh toxic parent ? ⁣
Bukan sedang menyalahkan ...bukan⁣
Namun kita sedang mencari sebuah solusi. Tidak ada orang tua yang sengaja menorehkan luka batin atau trauma. Mungkin saja itu karena keterbatasan dan ketidaktahuan mereka. ⁣
Tugas kita sekarang adalah, berhenti. Tidak mengulangi kesalahan pola pengasuhan dari orang tua kita. Meskipun itu (mungkin) sulit. Jangan mewariskan luka batin atau trauma kepada anak-anak kita. ⁣
Tidak pernah ada rumus pola parenting yang paling baik. Karena setiap keluarga itu unik. Mereka berbeda. Jangan pula membandingkan keluarga kita dengan keluarga lain. Anak kita dengan anak orang lain, karena setiap anak itu unik. ⁣
Jangan pula menjadi ragu dan tidak mampu menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak. Karena, sudah fitrahnya ketika Allah menitipkan amanah anak dalam keluarga, Allah telah melengkapi diri kita lengkap dengan potensi dan fitrahnya untuk menjadi Ayah dan Ibu. ⁣
Semoga bermanfaat ⁣

Untuk mendapatkan informasi seputar parenting, silakan follow kami di :

Minggu, 12 Juli 2020

Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak




Anak tantrum di tempat umum ? Jangan panik, atasi dengan 5 cara berikut : ⁣
1. Tetap Tenang dan bersikap seperti biasa. Ajak anak ke luar ruangan, tawarkan untuk duduk dan menenangkan diri, jangan ragu untuk memeluknya. ⁣
2. Pahami perasaanya, tanyakan secara langsung penyebabnya agar lebih mudah mengatasi tantrumnya. ⁣
3. Anggap sedang berada di rumah dan si kecil sedang menangis, tanpa ada orang lain di sekitar. Ambil nafas sejenak dan biarkan anak menangis beberapa saat. Jangan biarkan situasi sekitar menguasai kita agar tidak stres. ⁣
4. Tetap konsisten, tetap tenang, ambil nafas dan jangan tergoda untuk berteriak menyuruh anak diam. Jangan biasakan untuk menuruti keinginan anak saat sedang tantrum. ⁣
5. Abaikan reaksi orang sekitar. Abaikan rasa malu dan pandangan serta penilaian orang lain. ⁣
Jika kondisi memungkinkan tetap lanjutkan rencana perjalanan bersama si kecil di hari itu. Jika anak sudah agak besar, cobalah bahas mengenai tantrumnya di rumah dalam kondisi tenang dan nyaman. ⁣
Semoga bermanfaat 🧡

Untuk informasi seputar parenting, silakan follow kami di :

Sabtu, 11 Juli 2020

Tantrum Pada Anak



Pernahkah kita mengalami kondisi anak tiba-tiba tantrum ? ⁣
Rasanya campur aduk ya. Antara malu, panik, kesal. Huufft, harus buru-buru restart emosi kalau ngadepin anak yang lagi tantrum. ⁣
⁣Tantrum adalah keadaan ketika anak meluapkan emosinya dengan cara menangis kencang, berguling-guling di lantai, hingga melempar barang. Kondisi ini pasti membuat Buibu stres dan bingung.Tenang ya, Bu. Kondisi ini normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan anak, kok.⁣
Tantrum biasanya dialami oleh anak yang berusia 1-4 tahun. Namun, tidak hanya pada anak-anak, orang dewasa pun bisa mengalami tantrum. ⁣
Tantrum umumnya disebabkan oleh terbatasnya kemampuan bahasa anak untuk mengekspresikan perasaannya. Sehingga mereka hanya bisa meluapkan emosinya dengan cara meronta, berteriak, menangis, menjerit, serta menghentakkan kedua kaki dan tangannya ke lantai. Pada kasus tertentu, tantrum pada anak mungkin bisa disebabkan oleh gangguan psikologis, seperti autisme.⁣
Selain itu, tantrum juga bisa menjadi ajang anak melakukan observasi dan mengenali cara mendapatkan keinginanannya. Misalnya, saat anak mengamuk untuk mendapatkan sesuatu dan orang tua menuruti keinginannya, ia akan mengulangi cara tersebut di kemudian hari. Jika terus dibiarkan, hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk bagi Si Kecil.⁣
Next, kami akan post Tips Mengatasi Tantrum Pada Anak. Sabar yaa 🥳

Untuk mendapatkan informasi seputar parenting, silakan follow kami di :

⁣⁣

Jumat, 10 Juli 2020

Pengasuhan Bukan Perlombaan



Ketika ada orangtua membicarakan kehebatan anaknya, semua saling unjuk tentang kehebatan anaknya pula.⁣
"Anakku sudah bisa membaca donk."⁣
"Anakku bacaannya novel yang tebal-tebal."⁣
"Anakku bisa menceritakan ulang dan bikin review buku yang dibacanya."⁣
Demikian pun saat ada orangtua yang membicarakan masalah, semua orang berlomba menunjukkan masalah yang lebih besar.⁣
"Parah, anakku memecahkan guci kesayangan neneknya."⁣
"Anakku lebih parah lagi, dia membaret cat mobil dengan mainannya."⁣
Seolah, pengasuhan adalah perlombaan ego kita sebagai orangtua.⁣
Hal-hal semacam ini perlu menjadi kesadaran kita.⁣
Anak bukanlah obyek untuk memuaskan keegooan orangtua. Pengasuhan bukanlah perlombaan mencari kebanggaan dan mengalahkan orang lain.⁣
Pengasuhan adalah pendampingan agar anak bisa bertumbuh optimal sesuai keunikan dirinya.⁣
⁣⁣Inspired by : rumahinspirasi⁣

Untuk informasi seputar parenting, silakan follow kami di :

Kamis, 09 Juli 2020

5 Manfaat Membaca Buku Untuk Anak



Sebagian orang tua mungkin malas atau tidak sempat meluangkan waktu untuk membacakan buku kepada buah hatinya. Atau mungkin berpikir bahwa Si Kecil belum paham jika Anda membacakannya sebuah cerita. Padahal, banyak manfaat membaca buku yang dapat dirasakan oleh anak saat dia beranjak besar nanti.⁣
Tidak ada kata terlalu cepat untuk mulai membacakannya buku. Bahkan, Anda sudah boleh memulainya sejak dia berada di dalam kandungan dan meneruskan kebiasaan ini setelah dia lahir. Bayi memang belum mengerti benar kata demi kata yang Anda ucapan, namun mendengar suara Anda, bisa merangsang ketertarikannya pada suara sekaligus melatih kemampuan mendengarnya.⁣

Setidaknya ada 5 manfaat membaca buku untuk anak, antara lain :

1. Memperkaya kosa kata
2. Memahami Konsep
3. Mengaktifkan sel-sel otak
4. Meningkatkan konsentrasi
5. Membantu anak mengembangkan empati
Jadi, jangan remehkan manfaat membaca buku atau membacakannya untuk anak sejak dini ya.. ⁣
Silakan follow akun kami ya untuk informasi seputar parenting :

Rabu, 08 Juli 2020

Hati-hati Saat Marah di Hadapan Anak





Siapa nih yang suka kaget dan heran saat melihat si kecil ketika marah kok mirip Ayah atau Bundanya yaa ? ⁣
Kesel karena plek plek sama. Gemes.. Tapi jadi malu juga yaa.. ⁣
Hati-hati saat marah Bun, karena diam-diam mereka memperhatikan raut mimik kita, kata-kata, ekspresi, dan perilaku kita. Bahkan, mereka memperhatikan cara kita mengatasi kemarahan juga loh. Dan bukan tidak mungkin, suatu saat mereka akan meniru semuanya saay sedang marah. ⁣
Tepat banget jika ada ungkapan "Children See, Children Do"⁣
Mereka memang peniru ulung. Jika kita tanamkan kebaikan maka kebaikanlah yang mereka tiru. Namun, jika lebih banyak keburukan, maka yang akan terekam adalah keburukannya. ⁣
Mendidik anak, memang sebuah proses. Proses untuk mendidik diri sendiri juga. ⁣

Silakan follow akun kami untuk berbagi informasi seputar parenting ya

Cara Memberikan Pujian Pada Anak

Setiap orang senang meneriam pujian, tak terkecuali anak-anak. Pujian kepada anak berarti apresiasi terhadap usaha dan prestasi anak. Member...